Ada apa dengan Garut? Bukankah Garut merupakan kota yang bertradisi melahirkan para ulama? Mengapa dianggap memiliki keterlibatan dengan gerakan Illuminati? Lalu ada apa dengan Sadahurip? Bukankah itu adalah gunung ciptaan Tuhan di tanahPasundan? mengapa kini dianggap sebagai piramid mahakarya para penantang Tuhan?
Departemen MIPA Ubaya
Salah satu berita panas di media
akhir-akhir ini adalah silang pendapat tentang keberadaan piramida di
Gunung Sadahurip, Garut, Jawa Barat. Silang pendapat muncul setelah Andi
Arief, Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana, merilis
hasil penelitian dari Tim Bencana Katastropik Purba yang difasilitasi
oleh Andi Arief tersebut.
Salah satu petikan rilis Andi Arief pada
media adalah “Dari beberapa gunung yang di dalamnya ada bangunan
menyerupai piramid, setelah diteliti secara intensif dan uji karbon
dating, dipastikan umurnya lebih tua dari Piramida Giza” (detikcom,
Minggu (22/11/2011)). Kemudian Andi Arief melanjutkan dengan “Ada temuan
mencengangkan tentang uji karbon dating pada 3 lapis kebudayaan di
kawasan Trowulan yang terlanjur kita sebut Majapahit pada zaman sejarah
masehi itu. Juga tentang temuan-temuan lapisan sejarah di Lamri Aceh dan
sekitarnya.”
Sesudah berita itu, hari-hari berikutnya
sampai sekarang beragam tanggapan muncul. Beberapa arkeolog meragukan
dan ada juga yang menyatakan bahwa tidak mungkin ada piramida di Gunung
Sadahurip. Para arkeolog yang meragukan kajian Tim Bencana Katastropik
Purba tersebut antara lain menyatakan tidak mungkin ada piramida di
bawah gunung. Ada pula ahli arkeolog yang menyatakan bahwa bangunan
piramida tidak berdiri sendiri, harus disertai peradaban yang ada
disekelilingnya, dimana peradaban yang menunjang berdirinya piramida di
Garut tidak ada. Kemudian ada pula ahli astronomi yang menyatakan secara
geometri dan astronomi tampakan Gunung Sadahurip tersebut tidak seperti
piramida atau candi Borobudur, yang semuanya memiliki hitungan geometri
dan astronomi.
Pada awalnya penulis juga meragukan
adanya piramida di Gunung Sadahurip. Bahkan penulis mulai sepakat dengan
beberapa komentar masyarakat di media masa bahwa berita tersebut adalah
pengalihan isu dari perkara korupsi yang sekarang menghantam partai
Demokrat dengan dahsyat. Kemudian penulis juga ingat beberapa
berita-berita yang lain dan mirip seperti harta karun Soekarno, yang
ternyata sampai sekarang tidak ada yang benar. Penulis semakin
menduga-duga bahwa bakal ada satu lagi berita bohong yang disampaikan ke
publik untuk tujuan-tujuan tertentu.
Tapi penulis merasa ada yang ganjil
dengan silang pendapat di atas. Penulis juga merasa tidak fair jika
tidak mencari berita yang menjelaskan pekerjaan dari Tim Bencana
Katastropik Purba. Penulis mendapatkan di salah satu portal vivanews.com
penjelasan dari tim tersebut. Pada berita di atas dijelaskan upaya tim
untuk mengetahui siklus bencana, yang juga terjadi di masa lalu. Karena
itu sebuah kewajaran jika kemudian tim peneliti ini juga melakukan
penelitian terhadap peradaban kuno, yang diduga banyak yang ikut
terhempas bencana. Tim ini meneliti keterkaitan bencana dan peradaban.
Mulai dari meneliti kemungkinan musnahnya suatu peradaban karena
bencana, hingga mencari tahu kearifan lokal masyarakat masa lalu dalam
menghadapi bencana.
Argumen-argumen yang dikemukan oleh tim
terkait tentang latar belakang dilakukan penelitian tersebut sangat
logis dan runtut. Pembaca dapat membaca lebih detil alasan-alasan tim
tersebut di http://teknologi.vivanews.com/news/read/286361-bukan-pencarian-piramida-dan-harta-karun.
Tim membantah rumor yang menyebutkan penelitian ini dimaksudkan sebagai
pencarian piramid, apalagi pencarian harta karun. “Piramida, itu
terlalu awal,” kata anggota tim lain yang juga ahli geologi ITB, Andang
Bachtiar. “Bagaimana kami mendapatkan kearifan masa lalu, itulah harta
karun bagi kami,” lanjut Andang. Banyak penelitian-penelitian arkeologi
yang memang berhasil mengungkap keberadaan peradaban kuno yang tertimbun
oleh bencana besar. Sehingga tidak ada salahnya juga para peneliti Tim
Bencana Katastropik Purba melakukan hal yang sama di seluruh Indonesia.
Lantas kenapa penelitian oleh Tim Bencana
Katastropik Purba menjadi kontroversi? Kenapa muncul bantahan-bantahan
terhadap hasil penelitian tim tersebut?
Jika menilik kronologinya, kontroversi
dan bantahan muncul setelah hasil penelitian tersebut dirilis.
Kontroversi dan bantahan muncul ketika hasil penelitian diartikulasikan
ke media masa dan masyarakat umum. Dalam beberapa kasus, kutipan dan
interpretasi terhadap hasil penelitian seringkali sepotong-sepotong,
bias, atau salah.
Bantahan dari ahli geologi lain atau
masyarakat umum tentang kemungkinan adanya struktur bangunan atau
peradaban kuno di bawah gunung atau suatu daerah purba yang diduga sudah
terkena bencana muncul ketika menanggapi hasil penelitian yang dipahami
secara sepotong-sepotong. Tidak ada salahnya tim di atas membuat
hipotesis tentang kemungkinan adanya struktur bangunan dan peradagan
kuno yang terkubur di suatu tempat jika mereka dapat menunjukkan dan
membuktikan hipotesis tersebut. Kita tinggal mencermati metode
penelitian dan pembuktian hipotesis mereka. Keadaan ini analog dengan
yang terdapat dalam ilmu matematika, klaim dan teorema tidak dapat
dipisahkan dari pembuktian. Kita harus membaca utuh semua rangkaian
argumen, mulai dari klaim atau teorema yang dikemukakan (dalam ilmu lain
disebut dengan hipotesis) sampai dengan argument penutup dari
pembuktian klaim atau teorema tersebut.
Peneliti yang baik selalu menjunjung
tinggi salah satu pilar dalam etika penelitian yaitu kejujuran. Peneliti
yang baik selalu menyatakan secara jelas ruang lingkup dari klaim yang
sudah dibuktikan atau dapat diterangkan dari klaim yang sudah
dibuktikan. Peneliti yang baik selalu berhati-hati menginterpretasikan
dan mengkomunikasikan hasil penelitiannya sendiri. Coba tengok apa yang
dinyatakan oleh Andang Bachtiar di atas bahwa dugaan adanya piramida di
situs-situs yang mereka teliti terlalu awal. Apalagi jika dikaitkan
dengan adanya harta karun di dalam piramida yang belum jelas
juntrungan-nya.
Hasil penelitian yang dikemukan
sepotong-sepotong berpotensi menimbulkan bantahan, tudingan bahwa
peneliti tidak kompeten, atau tuduhan kebohongan yang dilakukan tim
penelitian. Padahal jika semua pihak yang ingin memahami suatu
penelitian dengan sabar dan teliti maka mereka akan dapat menilai dengan
jernih apakah tim penelitian sudah melakukan semua komponen penelitian
dengan benar atau tidak. Hendaknya kita tidak menjadi seperti seorang
dengan mata tertutup yang langsung memberi tanggapan setelah dengan
hanya sekali meraba bagian tertentu dari seekor gajah. Sehingga ketika
seseorang yang tidak buta menyatakan yang kita pegang adalah gajah, kita
ngotot menyatakan tonggak karena kebetulan bagian yang kita pegang
adalah kaki gajah yang keras dan kokoh.
Interpretasi hasil penelitian dapat
menjadi bias jika dikaitkan dengan situasi kalangan lebih luas yang
diinformasikan dan pihak yang menginformasikan. Masyarakat yang khatam
dengan film Holywood ala Indiana Jones pasti sedikit banyaknya berharap
penelitian-penelitian arkeolog selalu berakhir dengan situasi
mencengangkan tentang adanya lokasi harta karun yang melimpah atau
adanya fenomena yang menandai kedigjayaan kita di masa lampau.
Masyarakat yang sedang frustasi dengan keadaan sehari-hari yang semakin
lama semakin sulit sangat berharap ada mukjizat yang “logis” tentang
adanya harta karun yang dapat membantu mereka keluar dari kesulitan
tersebut. Sehingga interpretasi tentang harta karun yang bisa didapat
dari penelitian akan selalu diasosiasikan dengan uang, emas, atau
kekayaan.
Penulis berpendirian bahwa peneliti juga
bertanggung jawab pada interpretasi hasil penelitiannya, tidak hanya
hasil penelitian itu sendiri. Penulis harus dapat mengawal interpretasi
hasil penelitiannya masih relevan dan berkaitan dengan hasil penelitian
yang sudah diperoleh. Pihak-pihak tertentu dapat melontarkan
interpretasi yang berbeda dari hasil penelitian sesuai dengan interes
mereka masing-masing. Jika dikaitkan dengan istilah sekarang berarti
interpretasi hasil penelitian mungkin saja “digoreng” oleh pihak-pihak
tertentu. Para politikus dapat menginterpretasikan hasil penelitian
sehingga interpretasi tersebut mendongkrak popularitasnya di mata
pemilih. Para birokrat dapat saja berkepentingan dengan interpretasi
hasil penelitian jika hal itu dapat mendongkrak karirnya. Bahkan kaum
usahawanpun akan berminat jika hasil penelitian berkaitan dengan
keuntungan usaha.
© 2013 Universitas Surabaya. Artikel yang
ada di halaman ini merupakan artikel yang ditulis oleh staf Universitas
Surabaya. Anda dapat menggunakan informasi yang ada pada halaman ini
pada situs Anda dengan menuliskan nama penulis dan memasang backlink
dengan alamat http://www.ubaya.ac.id/ubaya/articles_detail/32/Klaim-dan-Interpretasi-Hasil-Penelitian—–Kasus-Piramida-Gunung–Sadahurip.html
Bukit yang disebut-sebut sebagai Piramida Garut yang ditemukan di Gunung
Sadahurip belakangan menjadi sorotan. Dikatakan bahwa usia piramida
tersebut lebih tua dari Piramida Giza. Benarkah?
Profesor Universitas Oxford, Stephen Oppenheimer, sempat diminta komentarnya tentang penemuan piramida itu seusai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (2/2/2012). Oppenheimer yang juga penulis buku best seller Eden in the East ini mengatakan, "Saya belum melihat piramida tersebut. Saya tidak bisa memberi komentar."
Oppenheimer mengungkapkan bahwa Indonesia bisa saja merupakan bagian dari Atlantis, benua hilang yang pernah dideskripsikan oleh Plato. Namun, penemuan Piramida Garut tidak serta merta bisa menjadi bukti adanya Atlantis yang juga pernah dideskripsikan dalam buku Arysio Santos.
"Sejauh tentang piramida dan monumen kuno, saya tidak yakin ada bukti kuat. Saya tidak mengatakan tidak. Saya tidak bisa setuju dengan apa yang tidak saya lihat," papar Oppenheimer.
Oppenheimer dalam wawancara mengatakan, syarat yang harus dipenuhi bagi suatu peradaban untuk dapat membangun bangunan kuno seperti piramida adalah ketersediaan sumber makanan. "Anda butuh banyak sekali petani untuk memberi makan orang di kota untuk membangun sebuah monumen besar. Basis peradaban ada di persawahan," ungkap Oppenheimer.
Hingga saat ini, belum diketahui apakah ada peradaban di Indonesia yang usianya melebihi peradaban di Mesir Kuno yang mampu membangun bangunan bersejarah.
Eden in the East yang ditulis Oppenheimer sendiri tidak bicara tentang monumen kuno, tetapi lebih pada akar domestikasi dan peradaban.
Profesor Universitas Oxford, Stephen Oppenheimer, sempat diminta komentarnya tentang penemuan piramida itu seusai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (2/2/2012). Oppenheimer yang juga penulis buku best seller Eden in the East ini mengatakan, "Saya belum melihat piramida tersebut. Saya tidak bisa memberi komentar."
Oppenheimer mengungkapkan bahwa Indonesia bisa saja merupakan bagian dari Atlantis, benua hilang yang pernah dideskripsikan oleh Plato. Namun, penemuan Piramida Garut tidak serta merta bisa menjadi bukti adanya Atlantis yang juga pernah dideskripsikan dalam buku Arysio Santos.
"Sejauh tentang piramida dan monumen kuno, saya tidak yakin ada bukti kuat. Saya tidak mengatakan tidak. Saya tidak bisa setuju dengan apa yang tidak saya lihat," papar Oppenheimer.
Oppenheimer dalam wawancara mengatakan, syarat yang harus dipenuhi bagi suatu peradaban untuk dapat membangun bangunan kuno seperti piramida adalah ketersediaan sumber makanan. "Anda butuh banyak sekali petani untuk memberi makan orang di kota untuk membangun sebuah monumen besar. Basis peradaban ada di persawahan," ungkap Oppenheimer.
Hingga saat ini, belum diketahui apakah ada peradaban di Indonesia yang usianya melebihi peradaban di Mesir Kuno yang mampu membangun bangunan bersejarah.
Eden in the East yang ditulis Oppenheimer sendiri tidak bicara tentang monumen kuno, tetapi lebih pada akar domestikasi dan peradaban.
Pihak televisi swasta tempat Ali Taba bekerja berencana
membuat film dokumenter untuk menyiarkan kabar gembira ini ke masyarakat
dan turut mendukung riset tim katastropik.
JAKARTA, Jaringnews.com - Temuan awal struktur yang
kuat diduga merupakan piramida di Sadahurip, Kabupaten Garut, oleh Tim
Katastropik Purba ternyata tak hanya mengundang rasa ingin tahu Prof
Openheimer dari Oxford University, Frank Joseph (assisten alm Prof Aryos
Santos), lembaga riset Jerman DOG, Singapura, Australia dan China.
Secara diam-diam, hal ini juga disambut antusiasme yang begitu besar
kalangan jurnalis dalam negeri.
Hal ini disampaikan Asisten Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Iwan Sumule, dalam rilis yang diterima Jaringnews di Jakarta, Jumat (6/1). Dia mengatakan, kalangan jurnalis nasional yang melakukan investigasi telah menemukan pintu masuk dari piramida tersebut.
Adalah Ali Taba, jurnalis salah satu televisi swasta nasional yang menemukan pintu tersebut. "Salah satu kru, Ali Taba mengatakan kepada kami, telah merekam pintu masuk piramida tersebut dengan kamera," ujar Iwan.
Iwan mengatakan, pihak televisi swasta tempat Ali Taba bekerja berencana membuat film dokumenter untuk menyiarkan kabar gembira ini ke masyarakat dan turut mendukung riset tim katastropik. Selain itu, pembuatan film ini juga bertujuan untuk membangun nasionalisme baru Indonesia dan membuktikan bahwa dunia jurnalistik investigatif harus menjadi spirit profesionalisme media.
Iwan mengaku senang dengan banyaknya inisiatif dan partisipasi masyarakat dari berbagai kalangan, karena Piramida Garut ini merupakan sesuatu yang sangat berharga. Selama ini, selain Ali Taba, banyak jurnalis berperan besar membantu riset tim katastropik. "Nanti saatnya akan kami umumkan siapa saja mereka," ujar Iwan.
Mengenai hal ini, Staf Khusus Presiden Andi Arief mengatakan, riset ini telah masuk ke tahap finishing. Hanya saja, tim ahli masih harus memenuhi satu tahap scientific lagi sehingga dari segala sudut ilmiah bisa terpenuhi.
Hal ini disampaikan Asisten Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Iwan Sumule, dalam rilis yang diterima Jaringnews di Jakarta, Jumat (6/1). Dia mengatakan, kalangan jurnalis nasional yang melakukan investigasi telah menemukan pintu masuk dari piramida tersebut.
Adalah Ali Taba, jurnalis salah satu televisi swasta nasional yang menemukan pintu tersebut. "Salah satu kru, Ali Taba mengatakan kepada kami, telah merekam pintu masuk piramida tersebut dengan kamera," ujar Iwan.
Iwan mengatakan, pihak televisi swasta tempat Ali Taba bekerja berencana membuat film dokumenter untuk menyiarkan kabar gembira ini ke masyarakat dan turut mendukung riset tim katastropik. Selain itu, pembuatan film ini juga bertujuan untuk membangun nasionalisme baru Indonesia dan membuktikan bahwa dunia jurnalistik investigatif harus menjadi spirit profesionalisme media.
Iwan mengaku senang dengan banyaknya inisiatif dan partisipasi masyarakat dari berbagai kalangan, karena Piramida Garut ini merupakan sesuatu yang sangat berharga. Selama ini, selain Ali Taba, banyak jurnalis berperan besar membantu riset tim katastropik. "Nanti saatnya akan kami umumkan siapa saja mereka," ujar Iwan.
Mengenai hal ini, Staf Khusus Presiden Andi Arief mengatakan, riset ini telah masuk ke tahap finishing. Hanya saja, tim ahli masih harus memenuhi satu tahap scientific lagi sehingga dari segala sudut ilmiah bisa terpenuhi.
Siapakah Bani Jawi?
Apa Misi rahasia Bani Jawi?
Siapakah bani Jawi/Jawa/Melayu?
Darimanakah asalnya Melayu itu?
Ketika ramai ilmuwan memperdebatkan kaum-kaum yang hilang seperti The Lost Tribe of Israel, Atlantis, Lemuria, Sodom and Gomorrah malah masih mencari-cari siapakah Gog and Magog, rahasia bangsa misteri ini masih terpelihara di dalam tabut rahasia sejak beribu-ribu tahun.
Tiada siapa yang tahu dari mana asalnya bangsa ini. Bagaimana bangsa ini boleh wujud di tanah paling selatan benua Asia,’di penghujung dunia’.Bangsa yang hilang masih tidur dan ditidurkan.’Di hujung dunia’,setelah penat mengembara,bangsa misteri berehat dan berehat…tidur dengan lenanya…senyap sunyi tanpa siapa mengganggu walaupun Hitler telah pergi ke Tibet mencari bangsa misteri ini, tetapi dia juga ketinggalan jejak mereka… ……
Dimanakah bangsa misteri ini meneruskan perjalanan mereka?Masih adakah masa lagi untuk menjejaki mereka?Mengapa Israel bersusah-payah membangun pangkalan dan pengaruhnya di Singapura?
Apa kaitan Cina Singapura dengan Yahudi Zionis?
Adakah terdapat apa-apa perancangan ketika Stamford Raffles menjejakkan kakinya di Pulau Singapura?
Apa hubungan Bangsa Melayu dengan Bangsa Yahudi?
Apakah dia alter Paling Rahasia Bangsa Melayu?. Apa yang terjadi 2000 tahun sebelum Masehi di antara Melayu dan Yahudi?
‘Dihujung Dunia’ bangsa ini masih nyenyak tidur!
…J. Crawfurd menambah hujahnya dengan bukti bahawa bangsa Melayu dan bangsa Jawa telah memiliki taraf kebudayaan yang tinggi dalam abad kesembilan belas. Taraf ini hanya dapat dicapai setelah mengalami perkembangan budaya beberapa abad lamanya. Beliau sampai pada satu kesimpulan bahawa:
*Orang Melayu itu tidak berasal dari mana-mana, tetapi malah merupakan induk yang menyebar ke tempat lain….
… Rahasia yang terpendam beribu tahun tentang satu bangsa pengembara yang mencari ‘Tanah yang Dijanjikan’ semakin lama semakin terbongkar dengan penemuan pelbagai artifak yang penuh misteri dan mengundang pertanyaan seperti penemuan keris di sebuah kuil purba di Okinawa Jepun,kendi purba yang sama di Vietnam,Kemboja dan Pahang,penemuan kota purba yang dinamakan Jawi/Jawa di Jordan dan juga penemuan keris purba di Rusia selain gendang Dong Son dan Kapak Tua Asia Tengah yang popular itu. APA MAKSUD KEPADA SEMUA MISTERI INI?….
|
Penemuan keris di kuil Okinawa, Jepang
An ancient blade of a keris found recently at the royal Enkakuji Temple grounds near the 15th century Shurijo Castle might unravel the ties the Malay world had with these southwestern islands of Japan.
Prof Takara mengatakan Kerajaan Ryukyus ( yg punya kuil) telah melakukan hub,dagang dengan (Thailand), between 1425 and 1570, Malacca (1463-1511), Patani (Southern Thailand) (1490-1543) dan beberapa wilayah di Indonesia (Palembang, Java and Sumatra) dan Cambodia.
Kota kuno Jawa di Jordania
Para arkeolog dgn metode karbon, memperkirakan usia kota tsb adalah 4 milenium sebelum masehi (4000SM), edannn!!!!
http://www.jstor.org/pss/25211540
http://www.jstor.org/pss/25211540
.. Bangsa terahsia inilah yang menurunkan pelbagai bangsa Asia dari tempat asal mereka iaitu Asia Barat dan Asia Tengah di mana dari situlah bermulanya peradaban manusia….
… Bangsa ini, yang merupakan pemegang rahasia akhir zaman adalah satu bangsa besar yang pernah membina kota-kota purba dan menyertai peperangan-peperangan agung sejak surutnya Banjir Besar bersama-sama bangsa agung yang telah pupus seperti Sumerian dan Akkadian…..
… Bangsa ini, yang merupakan pemegang rahasia akhir zaman adalah satu bangsa besar yang pernah membina kota-kota purba dan menyertai peperangan-peperangan agung sejak surutnya Banjir Besar bersama-sama bangsa agung yang telah pupus seperti Sumerian dan Akkadian…..
…..Ketika Ptolemy, seorang ahli geografi Yunani melukis peta semenanjung Tanah Melayu,beliau telah menamakan semenanjung ini ‘Golden Chersonese’ yang bermaksud Semenanjung Emas ketika manuskrip-manuskrip India Purba menamakan tanah ini sebagai ‘Suvarnabhumi’ iaitu Tanah Emas.Sebuah manuskrip Yahudi Purba menceritakan sumberbekalan emas untuk membangun negarakota Kerajaan Nabi Sulaiman diambil dari sebuah kerajaan purba di Timur Jauh yang dinamakan Ophir.Kajian dari manuskrip kuno Firaun Mesir dan hieroglif di dinding-dinding kuil telah mendapati bahan pengawet,kapur barus dan rempah-rempah untuk upacara ritual mengawet mayat diimport dari sebuah kawasan di sebelah Nusantara ini.
Apa yang terjadi di Nusantara beribu tahun yang silam?
Benarkah ketika Firaun-Firaun Mesir sedang membangun Piramid,bangsa yang tinggal di Nusantara masih bercawat dan melukis gambar monyet di gua-gua? Nampaknya perdagangan rempah telah berjalan beribu tahun dahulu malah bangsa misteri di Nusantara telah mampu mengeksport emas dikala kerajaan lain hanya mampu memperdagangkan kendi-kendi,gendang dan seramik purba.
Benarkah ketika Firaun-Firaun Mesir sedang membangun Piramid,bangsa yang tinggal di Nusantara masih bercawat dan melukis gambar monyet di gua-gua? Nampaknya perdagangan rempah telah berjalan beribu tahun dahulu malah bangsa misteri di Nusantara telah mampu mengeksport emas dikala kerajaan lain hanya mampu memperdagangkan kendi-kendi,gendang dan seramik purba.
ADAKAH SEJARAH YANG KITA BACA SELAMA INI BETUL-BETUL TEPAT?……
… Sesungguhnya kisah pengembaraan bangsa ini merupakan satu epik yang teramat panjang,lebih panjang dari epik Homer,The Iliad and the Odyssey….
… Sesungguhnya kisah pengembaraan bangsa ini merupakan satu epik yang teramat panjang,lebih panjang dari epik Homer,The Iliad and the Odyssey….
…… Di selat Melaka, kedua-dua kumpulan ini bertemu. Kumpulan yang tiba melalui jalan laut (yang banyak menetap di Kepulauan Indonesia) bertemu saudara mereka (kumpulan yang tiba melalui jalan darat-majoriti menetap di Semenanjung ‘Emas’ Tanah Melayu). Mereka adalah serumpun dan bersaudara. Sudah lama (ratusan tahun) mereka terpisah. Mereka berpelukan dan menangis. Ramai yang hadir melihat peristiwa paling bersejarah ini. Mungkin cucu-cicit gadis misteri yang meninggalkan selendang merah tadi ada di situ. Bangsa Keturah telah bersatu di Selat Melaka di ‘Tanah Yang Dijanjikan’ The Land of The East’…….
………. Apakah rahasia bangsa Melayu 2500 tahun dahulu? Apakah yang ditemui oleh rombongan kerajaan Nabi Sulaiman di Nusantara? Apakah perjanjian rahsia para Firaun di The Land of The Gods? ……….
….Anehnya,para Firaun ini mendakwa nenek moyang mereka berasal dari tanah ini,yang digelar…. ‘THE LAND OF THE GODS’
sorry gan isinya cuma saya cuplikan beberapa saja versi lengkapnya panjang banget berupa ebook/buku yg bisa Anda download disini